Jumat, 27 Mei 2011

Jika Komisi terlalu besar


Istri saya bilang, marketing itu adalah jantungnya bisnis, ibarat jantung dalam tubuh manusia yang memompakan darah ke seluruh tubuh, bisnis tanpa marketing akan lumpuh. (weleh, nih istri saya suka banget nyama2in istilah bisnis sama istilah kedokterannya, hehe :D )

Sebenarnya, sebagai mediator yang notabene melakukan aktivitas marketing, yang saya jual adalah jasa, dan sebenarnya jasa itu tidak bisa diukur dengan skala materi. makanya, wajar jika ada pepatah bilang "hutang budi dibawa mati" (hehe, maksa abiss)

Pernah beberapa kali saya punya klien yang katanya tertarik dengan produk yang saya pasarkan, tapi ketika ujung - ujungnya nanya, "komisi saya gimana,Pak?" barulah jelas bagi saya kalau ternyata mereka juga mediator seperti saya. sah - sah saja sih, toh kita sama - sama cari makan. tapi yang sering membuat saya kesal itu kalau teman - teman ini sudah tanya duluan komisinya sebelum bekerja, ada malah yang minta ongkos jalan, waduuhhh
parahnya, pas saya dengan jujur bilang bahwa saya hanya mendapat sekian persen, eh dia malah marah-marah, minta ditambah.
kalau sudah begitu saya cm bisa kasih solusi supaya harganya di mark up, silahkan saja mau ambil keuntungan banyak - banyak. tapi kalau prinsip saya ya ambil secukupnya asalkan proyek dapat berjalan lancar dan secepatnya sukses.
begitulah...toh keberhasilan itu tak pernah bersumber dari kita. bagi saya pribadi keberhasilan itu datangnya dari Tuhan. saya hanya menjalankan apa yang semestinya saya upayakan dengan maksimal. kalau sukses, ya itu tak hanya rezeki saya, tapi juga rezeki klien saya dan buyer saya... betul kan...??



Jika Anda tertarik memasarkan atau mencari produk Bisnis dalam skala besar dan tawaran harga bersaing . Anda dapat langsung menghubungi Honest Mediator di :

Alamat :
Jl. Jati Rawang Melayu No. 20, Padang - Sumatera Barat
Jl. Jati Wangi Bulu Cina No.01 Medan - Sumatera Utara

Hp:  +6281947872911

E-mail: honest.mediator@gmail.com
fb : honest.mediator@gmail.com

Jujur untuk sukses !!!

Senin, 23 Mei 2011

Kewajiban Jujur


Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ وَكُونُواْ مَعَ الصَّادِقِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang jujur.” (QS. At-Taubah : 119)
Dan Allah ‘Azza wa Jalla berfirman :
إِنَّ اللّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤدُّواْ الأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya.” (QS. An-Nisa` : 58)
Dan Allah Jalla Tsana`uhu berfirman :
فَأَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ وَلاَ تَبْخَسُواْ النَّاسَ أَشْيَاءهُمْ
“Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangi bagi manusia barang-barang takaran dan timbangan barang-barangnya.” (QS. Al-A’raf : 85)
Dan Dalam Tanzil-Nya :
فَإِنْ أَمِنَ بَعْضُكُم بَعْضًا فَلْيُؤَدِّ الَّذِي اؤْتُمِنَ أَمَانَتَهُ
“Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya).” (QS. Al-Baqarah : 283)
Dan dalam Hadits Hakim bin Hizam radhiyallahu ‘anhu riwayat Al-Bukhary dan Muslim, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam bersabda :
الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُوْرِكَ لَهُمَا فِيْ بَيْعِهِمَا وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا
“Dua orang yang saling berjual beli mempunyai pilihan selama belum berpisah. Apabila keduanya jujur dan saling menerangkan (tidak menyembunyikan aib, pent) maka mereka berdua akan diberkahi dalam jual belinya dan kalau keduanya menyembunyikan dan berdusta maka akan dicabut berkah jual belinya.”
Dalam Hadits Abu Dzar Al-Gifary radhiyallahu ‘anhu riwayat Muslim, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam bersabda :
ثَلَاثَةٌ لَا يُكَلِّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلَا يُزَكِّيْهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيْمٌ : الْمَنَّانُ, الْمُسْبِلُ إِزَارَهُ وَالْمُنْفِقُ سِلْعَتَهُ بِالْحَلَفِ الْكَاذِبِ
“Tiga (golongan) yang Allah tidak berbicara kepada mereka Hari Kiyamat, tidakmelihat kepada mereka, tidak mensucikan mereka dan mereka akan mendapatkan siksaan yang pedih; orang yang sering mengungkit pemberiannya kepada orang, orang yang menurunkan sarungnya melewati mata kaki  dan orang yang menjual barangnya dengan sumpah dusta.”